Bulan Ramadan bagi warga muslim merupakan bulan yang istimewa, bulan dimana diturunkan kitab suci Al Qur’an. Kitab yang merupakan pedoman hidup bagi seorang muslim, sehingga kitab ini banyak dibaca dan dipelajari setiap hari apalagi dibulan Ramadan. Kitab yang dapat dihafalkan oleh muslim yang taat.
Pada saat sekolah berjalan normal sebelum pandemi Corona, banyak sekolah telah menjalankan kegiatan tadarus Al Qur’an setiap pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini diharapkan dapat memberikan bekal iman dan taqwa kepada siswa. Bahkan ada beberapa sekolah yang memberikan bekal untuk menghafalkan Al Qur’an kepada siswanya dengan teknik dan strategi tertentu.
Hal tersebut dilakukan untuk menjemput kemuliaan Al Qur’an, kedekatan dengan Al Qur’an ini penting bagi siswa calon penerus generasi mendatang. Seperti yang disampaikan oleh Ustadz Budi tentang hikmah kemuliaan Al Qur’an, bahwa Semua yang terhubung dengan Qur’an akan menjadi Agung. Jibril menjadi penghulu para malaikat karena Qur’an, Muhammad menjadi penghulu para nabi karena Qur’an, Ramadhan menjadi penghulu semua bulan karena Qur’an, Lailatul qodar menjadi penghulu semua malam karena Qur’an dan kita menjadi hamba yang agung jika mencintai Qur’an. Tambah dan tambah lagi karena kemuliaan kedudukan kita sampai diakhir ayat yang kita baca.
Kegiatan pembelajaran di Bulan Ramadan biasanya ada kegiatan Pesantren Ramadan. Saat ini kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan dengan tatap muka langsung karena pandemi Corona, namun hal ini tidak boleh menyurutkan semangat untuk mendidik siswa mencintai Al Qur’an. Beragam cara dilakukan agar siswa tetap bertadarus Al Qur’an. Misalnya dengan mengingatkan tadarus pagi ini sampai di mana. Atau bahkan dengan mendata kembali siswa yang sudah bisa khatam tahun yang lalu. Kemudian memotivasi siswa dengan memberikan target khatam Al Qur’an pada Ramadan tahun ini. Waktu pembelajaran yang sekarang di rumah lebih banyak bisa dilakukan untuk bersentuhan dengan Al Qur’an.
Untuk lebih memotivasi siswa perlu kiranya diberikan penghargaan atau reward bagi siswa yang dapat mencapai target. Tentu saja target sesuai dengan jenjang atau kemampuan pada umumnya di kelas. Meskipun tidak harus diberikan janji terlebih dahulu, namun penghargaan kecil pun dapat memotivasi dan memberikan rasa kedekatan dengan siswa. Misalnya siswa yang dapat khatam satu kali mendapatkan hadiah pulsa kuota internet, khatam dua kali tentu saja lebih tinggi nilai kuotanya. Untuk tingkatan yang baru belajar tingkat awal mungkin dengan jenjang cara membaca Al Qur’an apabila sampai jilid tertentu mendapat kan reward tertentu pula.
Wakil bupati Sleman, Muslimatun dalam wawancara daring pada Minggu, (10/05/2020) mengatakan bahwa beliau mendukung program pemantauan tadarus Al-Quran tesebut untuk membangun generasi penerus yang lebih berkualitas.
“Saya mendukung program tersebut. Untuk membangun karakter generasi penerus, cerdas intelektual saja sangat tidak cukup. Sudah seharusnya di sekolah dibangun seluruh kecerdasan yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yaitu bio psiko sosio kultural dan sepiritual” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Muslimatun juga menjabarkan kaitan antara membaca Al Quran dengan membangun karakter dari pembaca al quran itu sendiri “bahwa ketika otak diasah untuk tadarus dan menghafal Al Quran maka kecerdasan intelektualpun akan terbangun, jiwa para pembaca Al Quran pun akan terasah menjadi lembut sehingga dengan begitu terbangun pula kecerdasan sosialnya. Dan selanjutnya sel-sel otak itu akan terus hidup berkembang”.
Kiranya gerakan untuk terus membaca kitab suci dimasa pandemi ini perlu terus digalakkan untuk generasi penerus bangsa.
(Yuliyanto / SMP Negeri 2 Moyudan)