Ngaglik – Lingkungan dan keluarga yang selaras merupakan menara gading kemajuan bangsa karena setiap anak sejatinya memerlukan kondisi lingkungan yang ideal agar tumbuh kembangnya optimal.
Demi menggugah partisipasi dan kesadaran masyarakat, kelompok GN-AKSA (Gerakan Nasional- Anti Kekerasan Seksual Anak) Kemilau dari Dusun Banteran, Donoharjo bergerak aktif untuk mensosialisasikan pentingnya menjaga buah hati dari tindak kekerasan seksual.
“Secara umum terminologi kekerasan pada anak tidak hanya berbicara tentang kekerasan fisik dan seksual, melainkan juga mencakup kekerasan secara verbal dan psikis melalui bullying,” tutur Dian Purwaningsih, salah satu motor sosialisasi.
Ditemui di sela acara lomba desa unggulan di Embung Jetis, Rabu (20/2/2019), Dian merasa miris karena dari pengalamannya, kebanyakan pelaku kekerasan justru berasal dari lingkungan dekat survivor.
“Dari kasus yang saya temui di lingkungan sekitar tempat tinggal, 90% pelaku kekerasan adalah orang- orang yang di kenal oleh survivor dengan kasus terbanyak berupa kekerasan verbal dan psikis,” imbuh Dian.
Dalam pandangan anggota GN-AKSA Kemilau, perlu usaha luar biasa dari semua pihak untuk membentuk kesadaran kolektif mengenai ancaman kekerasan seksual pada anak. Perlindungan langsung memang sangat diperlukan namun kurang bijaksana jika dilakukan dengan cara-cara over protektif membatasi ketat gerak eksplorasi anak terhadap lingkungan.
Metode pendekatan dalam sosialisasi pun dibuat beragam disesuaikan dengan rentang umur, seperti lagu dan permainan untuk anak- anak, konseling untuk usia remaja, sharing dan pelatihan untuk dewasa.
“Bagaimanapun kekerasan seksual pada anak adalah kejahatan luar biasa yang harus kita upayakan pencegahannya. Salah satu fokus utama dari gerakan ini menyangkut organ reproduksi manusia, tak ayal kami harus menyinggung tentang bagian-bagian privat tubuh tersebut meski kadang orang merasa risi atau bahkan menganggap tabu,” tutup Dian. (DHI/Mediacenter)