Pelaksanaan Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19

Peristiwa merebaknya wabah Covid-19 menyebabkan lumpuhnya sendi-sendi kehidupan. Beragam antisipasi Covid -19 telah dilakukan namun, perkembangan pasien positif Covid-19 terus bertambah. Seperti yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tercatat per 10 Mei 2020  jumlah pasien positif corona di Indonesia sebanyak 14.032, dan angka ini terus bertambah hingga saat ini.

Untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19, pemerintah secara masif mengimbau masyarakat agar menerapkan physical distancing, menggunakan masker ketika keluar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, bahkan dibebera wilayah telah diterapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar).

Himbauan ini juga diteruskan kepada para peserta didik agar menerapkannya sehari-hari, sebab dibutuhkan kerjasama seluruh lapisan masyarakat agar segera terbebas dari Corona. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Pakem Sleman, Tri Worosetyaningsih, mengatakan bahwa ”Antisipasi Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Seluruh lapisan masyarakat harus bersatu, saling bekerja sama dengan penuh kesadaran dan tak kenal menyerah untuk melawan Covid-19. Protokoler penanggulangan Covid-19 harus terjalin koordinasi yang baik dari pusat hingga sampai lapisan masyarakat terbawah. Budaya hidup sehat, selalu mencuci tangan, dengan sabun, penyemprotan disinfektan, menyediakan masker dan handsanitizer perlu dilakukan” tukasnya, Senin (11/ 5/ 2020).

Pendapat serupa juga disampaikan Komari, Guru PAI SMP Negeri 2 Pakem, (11/5/2020) “Musibah ini sudah sunnatullah, perlu disikapi dengan sabar sesuai dengan protokoler yang telah ditentukan dengan cara tinggal di rumah saja, memakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun”.

Sejak awal terdeteksinya kasus pasien posisitf corona di Indonesia pada awal Maret lalu, hingga memasuki bulan ramadhan 1441 H pendemi Covid -19 masih terus menyerang. Hal ini menyebabkan suasana ramadhan kali ini terasa berbeda. Kegiatan ramadan yang biasanya diramaikan dengan sholat taraweh berjamaah, tadarus, kegiatan TPA anak-anak, pembagian “takjilan”, hingga sholat jumat berjamaah, seraya sirna digantikan dengan ibadah di rumah masing-masing. Bahkan peraturan terbaru yang diterapkan pemerintah kini ialah larangan mudik bagi seluruh masyarakat Indonesia. hal demikian tentunya menambah suasa ramadhan yang berbeda tahun ini dari sebelum-sebelummnya.

Kondisi demikian menumbuhkan kesadaran untuk saling membantu di lingkup keluarga dan masyarakat yang terkena dampak Covid-19. Terlebih pada bulan mulia ini, uluran tangan untuk saling berbagi bermunculan. Sekelompok pejabat, juga komunitas turun ke jalan membagikan uang, sembako atau panganan, serta melakukan penggalangan dana bantuan APD.  

Semuanya ini, merupakan usaha-usaha untuk mengantisipasi pandemi Covid-19 yang masih menjadi momok hingga kini. Kebiasaan-kebiasan yang baik ini sudah semestinya dijadikan pola hidup dan kesadaran yang perlu terus-menerus dibangun dan dipertahankan dalam sendi-sendi kehidupan, baik saat pendemi covid-19 ataupun pasca covid-19.  Kebulatan tekad, kesabaran, kedisplinan, bahu membahu, dan doa merupakan modal utama dalam mengantisipasi Covid-19.

(Wijokongko / SMP N 2 Pakem )

Bagikan ke sosial media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *