Sleman- SMP Negeri 2 Pakem yang terletak di dusun Sawungan Hargobinangun Pakem merupakan sekolah yang berada di kawasan Gunung Merapi. SMP Negeri 2 Pakem sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana berupaya membangun kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana dalam rangka menggugah kesadaran seluruh unsur-unsur dalam bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah baik sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi. Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 33 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana merupakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberikan pelindungan dan keselamatan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari risiko bencana serta untuk menjamin keberlangsungan layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang terdampak bencana.
SMP Negeri 2 Pakem bekerjasama dengan BPBD melaksanakan kegiatan pelatihan bagi bapak ibu guru dan karyawan, peserta didik, petugas keamana, komite, wakil paguyuban, pemerintah setempat yang bertempat di SMP Negeri 2 Pakem. Pelatihan tersebut menghadirkan Nara sumber dari ahli di lingkungan BPBD juga dari Dinas Pendidikan.pelatihan tersebut dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 3,4,5,6,7, 10, 11 februari 2020. Sebagai puncaknya Pada tanggal 17 Februari 2020 dilaksanakan simulasi Satuan Pendidikan Aman Bencana yang dihadiri wakil bupati Sleman ibu Dra. Hj. Sri Muslimatun, M.Kes, dinas pendidikan, muspika kecamatan dan sekolah sekitar. Pada kesempatan tersebut dilantik TIM Siaga Bencana SMP Negeri 2 Pakem serta penandatanganan batu sebagai wujud diresmikannya Satuan Pendidikan Aman Bencana. Saat ini SMP Negeri 2 Pakem bekerja sama dengan SMP Negeri 2 Ngaglik untuk sekolah penyangga apabila terjadi bencana erupsi Gunung Merapi. Kegiatan simulasi dilakukan sebagai upaya untuk memberikan pembekalan dan pengetahuan terkait penanggulangan bencana termasuk sebagai upaya untuk memperkecil korban, apabilai terjadi erupsi Gunung Merapi.
Simulasi di mulai pukul 09.00 yang melibatkan berbagai unsur terkait seperti kepala dusun, polsek, koramil, puskesmas, BPBD, BPPTKG, kelurahan serta sekolah penyangga. Pada simulasi tersebut digambarkan situasi saat bunyi sirine dan kentongan sekolah saat erupsi Gunung merapi terjadi dimana peserta didik masih berlangsung proses pembelajaran. Dengan arahan guru meminta peserta didik untuk tidak panik, melindungi kepala dengan tas dan menggunakan masker untuk berkumpul di titik kumpul sekolah sambil mengunggu bantuan datang. disimulasikan saat proses penanganan korban jiwa dan pengawalan evakuasi ke sekolah penyangga sampai proses penjemputan oleh orang tua. (Tri Worosetyaningsih)